Rugi GoTo Tembus Rp90 Triliun Sepanjang 2023, Apa Penyebabnya?

Bisa dibilang, kamu baru saja menyaksikan sejarah. Rugi bersih GoTo sepanjang 2023 mencapai angka fantastis Rp90,5 triliun! Angka ini 124 persen lebih tinggi dibandingkan kerugian pada 2022. Jacky Lo, Direktur Keuangan GoTo, mengatakan kerugian besar ini dipicu oleh pembalikan nilai goodwill (aset takberwujud yang masa manfaatnya tidak dapat ditentukan) senilai Rp78,8 triliun akibat akuisisi Tokopedia oleh TikTok. Nah, mari kita bahas lebih lanjut penyebab kerugian dahsyat GoTo ini dan implikasinya ke depan.

Rugi Bersih GoTo Sepanjang 2023 Mencapai Rp90,5 Triliun

Pada tahun 2023, GoTo mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp90,5 triliun. Kerugian ini disebabkan oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (aset takberwujud yang tidak dapat ditentukan masa manfaatnya) akibat transaksi akuisisi Tokopedia dan TikTok yang dilakukan GoTo.

Goodwill reversal sebesar Rp78,8 triliun

Pembalikan goodwill ini berjumlah Rp78,8 triliun, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Hal ini berdampak pada kerugian GoTo sepanjang tahun 2023 yang melonjak 124% dibandingkan tahun 2022.

Penyebab lain kerugian GoTo

Selain goodwill reversal, kerugian GoTo juga disebabkan oleh beban operasional perusahaan yang terus meningkat. Beban penjualan dan pemasaran GoTo pada tahun 2023 naik 63% menjadi Rp23,7 triliun dibandingkan tahun 2022. Sementara beban umum dan administrasi naik 71% menjadi Rp20,8 triliun.

Kerugian ini tentunya menjadi PR besar bagi GoTo untuk segera mencari solusi dan mengurangi kerugian di tahun-tahun mendatang. GoTo perlu melakukan efisiensi biaya operasional serta meningkatkan pendapatan untuk mencapai keuntungan dan memberikan nilai kepada pemegang saham.

Rugi Akibat Pembalikan Goodwill Rp78,8 Triliun

Kerugian bersih GoTo sebesar Rp90,5 triliun untuk seluruh tahun 2023 ini dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (aset tak berwujud yang masa manfaatnya tidak dapat ditentukan), yang merupakan dampak dari transaksi TikTok dan Tokopedia yang mengambil alih kendali GoTo atas Tokopedia.

Pembalikan goodwill ini sebesar Rp78,8 triliun, sebagaimana disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku. ###Kerugian ini 124% lebih tinggi dibandingkan tahun 2022. Sebelumnya, GoTo mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp40,3 triliun pada tahun 2022.

Dengan demikian, total kerugian GoTo selama dua tahun terakhir mencapai Rp130,8 triliun. Tentu saja angka ini sangat fantastis dan mengejutkan banyak pihak. ###Apa penyebab utamanya?

Salah satu penyebab utama adalah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan layanan GoTo, seperti transportasi dan e-commerce. Di sisi lain, biaya operasional GoTo justru meningkat tajam untuk menjaga kualitas layanan dan keselamatan pengguna.

Kedua, persaingan yang semakin ketat di industri digital. GoTo harus terus berinovasi dan berinvestasi untuk mempertahankan pangsa pasar, yang tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Ketiga, ekspansi yang terlalu cepat ke berbagai lini bisnis baru. Hal ini menyebabkan beban biaya yang berlebihan dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan. GoTo perlu mengkaji ulang strategi ekspansi bisnisnya agar lebih terarah dan efisien.

Dengan memahami penyebab utama kerugian GoTo, kita bisa melihat apa yang perlu dilakukan manajemen untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan ke depannya. Tentu saja, hal ini

Apa Saja Penyebab Rugi GoTo Melonjak 124%?

GoTo secara terbuka mengaku sepanjang tahun 2023 mengalami kerugian hingga Rp90,5 triliun atau naik 124% dibanding tahun 2022.

“Grup GoTo mencatat kerugian bersih sebesar -Rp90,5 triliun untuk seluruh tahun 2023,” tulis Jacky Lo, Direktur Keuangan GoTo dalam pernyataan resminya, Selasa (19/03).

Kerugian ini dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (aset tak berwujud yang masa manfaatnya tidak dapat ditentukan) yang merupakan dampak dari transaksi akuisisi Tokopedia oleh TikTok dan Tokopedia yang mengambil alih kendali Tokopedia dari GoTo.

Pembalikan goodwill ini sebesar Rp78,8 triliun sebagaimana disyaratkan oleh standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Biaya pemasaran tinggi

Biaya pemasaran GoTo sangat tinggi karena harus bersaing dengan platform sejenis seperti Bukalapak dan Shopee. GoTo mengeluarkan dana besar untuk promosi, iklan, dan diskon agar bisa menarik lebih banyak pengguna dan mitra.

Investasi modal ventura

GoTo juga mengalami kerugian karena harus membayar bunga atas pinjaman dari perusahaan modal ventura. Pada 2021, GoTo memperoleh suntikan dana sebesar $2 miliar dari beberapa perusahaan modal ventura ternama seperti SoftBank, Alibaba, dan Sequoia Capital.

Persaingan sektor e-commerce

Persaingan di sektor e-commerce sangat ketat. GoTo harus terus berinovasi dan meningkatkan layanan untuk bisa bersaing dengan platform e-commerce lain seperti Shopee, Lazada, dan Bukalapak. Inovasi dan peningkatan layanan tentu membutuhkan investasi yang besar.

Bagaimana Prospek GoTo Ke Depan Setelah Rugi Besar Ini?

Setelah mengalami kerugian besar sepanjang tahun 2023, prospek GoTo ke depan masih belum jelas. Namun, beberapa hal berikut ini patut dipertimbangkan:

Restrukturisasi Bisnis

Untuk mengurangi kerugian di masa mendatang, GoTo perlu melakukan restrukturisasi bisnis secara menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi biaya operasional yang tidak perlu, menyederhanakan struktur organisasi, hingga memangkas jumlah karyawan. Langkah ini tentu tidak mudah, namun diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Kerja Sama Strategis

GoTo juga perlu mencari mitra strategis yang dapat meningkatkan valuasi bisnis mereka. Kerja sama ini dapat berupa joint venture, akuisisi, atau kemitraan dengan perusahaan teknologi global. Hal ini dapat membuka peluang GoTo untuk mengakses pasar dan konsumen baru di luar negeri.

Pengembangan Produk dan Layanan

Di tengah persaingan bisnis yang ketat, GoTo harus terus mengembangkan produk dan layanan pilot77 inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Misalnya dengan menambah fitur baru pada aplikasi Gojek dan Tokopedia atau meluncurkan layanan keuangan digital yang lebih lengkap.

Memperkuat Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang tepat dapat membantu GoTo untuk semakin dikenal dan diminati konsumen. GoTo perlu meningkatkan kampanye iklan di media sosial, melakukan program promosi menarik, hingga bekerja sama dengan influencer dan brand ambassador ternama. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan transaksi dan kesetiaan pelanggan.

Dengan langkah-langkah di atas, prospek GoTo ke depan dapat lebih cerah. Kendati masih menghadapi tantangan, GoTo mampu bangkit dan kembali meraih kesuksesan jika mamp

Pertanyaan Tentang Rugi GoTo Sepanjang 2023 Mencapai Rp90 Triliun, Apa Penyebabnya?

GoTo secara terbuka menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2023 mereka mengalami kerugian hingga Rp90,5 triliun, 124 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.

“Grup GoTo mencatat kerugian bersih sebesar -Rp90,5 triliun untuk seluruh tahun 2023,” tulis Jacky Lo, Direktur Keuangan GoTo dalam pernyataan resminya, Selasa (19/03).

Kerugian ini dipicu oleh pencatatan pembalikan nilai goodwill (aset takberwujud yang masa manfaatnya tidak dapat ditentukan), yang merupakan dampak dari transaksi TikTok dan Tokopedia yang mengambil alih kendali Tokopedia dari GoTo.

Pembalikan goodwill ini berjumlah Rp78,8 triliun, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Apa itu goodwill?

Goodwill adalah selisih lebih antara harga perolehan suatu bisnis dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh. Goodwill muncul ketika sebuah perusahaan membeli bisnis lain dengan harga yang lebih tinggi dari nilai buku aset dan kewajibannya.

Goodwill diakui sebagai aset takberwujud yang harus diamortisasi selama masa manfaatnya. Namun, masa manfaat goodwill sulit ditentukan sehingga standar akuntansi mensyaratkan untuk melakukan pengujian penurunan nilai goodwill setiap tahun.

Mengapa GoTo mencatat pembalikan goodwill?

GoTo mencatat pembalikan goodwill karena nilai tercatat goodwill melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Hal ini berarti goodwill yang dicatat GoTo tidak lagi memiliki manfaat ekonomis di masa depan, sehingga harus dibalik sesuai standar akuntansi.

Pembalikan goodwill ini tentu berdampak signifikan terhadap laporan keuangan GoTo, terli

Conclusion

Jadi begitulah, sobat. Kerugian besar yang dialami GoTo selama 2023 memang cukup mengejutkan. Namun ini semua akibat dari pencatatan pembalikan nilai goodwill sebesar Rp78,8 triliun akibat transaksi TikTok dan Tokopedia yang mengambil alih kendali Tokopedia dari GoTo. Meski rugi besar, kita berharap GoTo bisa segera bangkit dan kembali mencatatkan laba di tahun-tahun mendatang. Tetap pantau perkembangannya ya!